Selasa, 11 Mei 2010

Analisis Hubungan Pertaan Laba (Income Smoothing) dengan Ekspektasi Laba Masa Depan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Nama : Winda Puspita Lim Setyawati
NPM : 21207169
Kelas : 3 EB14
Mata Kuliah : Riset Akuntansi (Jurnal)
Dosen : Masodah




Pembuatan JURNAL. . .
Analisis Hubungan Perataan Laba (Income Smoothing) dengan Ekspektasi Laba Mssa Depan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.


Abstrak


Jenis Perataan Laba yaitu Intentional atau designed smoothing dan Natural smoothing. Faktor yang mendorong manajemen melakukan perataan laba adalah Kompensasi bonus, pada penelitiannya Healy menemukan bukti bahwa manajer yang tidak dapat memenuhi target laba yang ditentukan akan memanipulasi laba agar dapat mentransfer laba masa kini menjadi laba masa depan.Kontrak utang, Defond dan Jimbalvo (1994) dengan menggunakan model Jones mengevaluasi tingkat akrual perusahaan yang tidakdapat memenuhi target laba. Definisi operasional variabel yang ada dalam penelitianini adalah net earnings, leverage, total asset, discretionary accrual, expected earnings. Pemilihan sample dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu pemilihan sample dengan berbagai kriteria. Metode Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Statistik Deskriptif, Uji Normalitas, Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis.
Hubungan antara dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan adalah korelasi positif (+) lemah yang nilainya mendekati 0,5. Hubungan dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan adalah korelasi positif (+) lemah yang nilai korelasinya mendekati 0,5. Hubungan antara total asset dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan adalah korelasi positif lemah. Variabel discretionary tidak mempunyai hubungan (korelasi) dengan ekspektasi kinerja masa depan. Jumlah sampelyang digunakan 36 perusahaan.
Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dalam pengumpulan datanya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan dan prospektus yang didapat dari Bursa Efek Jakarta (BEJ).




BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pihak manajemen perusahaan sangat menyadari peranan informasi laba dalam income statement. Oleh karena itu, pihak manajemen cenderung memberikan kebijakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk mencapai tujuan tertentu yang biasanya bersifat jangka pendek (Kusuma dan Sari, 2003). Pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajemen untuk tujuan spesifik itulah yang disebut dengan manajemen laba (Scott, 2000). Hal ini dilakukan untuk mengatasi masalah yang timbul antara pihak manajemen dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder) (Sugiarto, 2003). Berbagai penelitian lainnya untuk membuktikan bahwa manajemen laba dilakukan untuk mencapai tujuan spesifik dan bersifat jangka pendek, juga telah dilakukan oleh Rahman dan Bakar (2002) ; Burgsahler dan Dichev (1997) ; Dechow, et. al (1995) ; serta Perry dan Wiilliam (1994). Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Gumanti (2000) mengatakan bahwa fenomena manajemen laba tidak selamanya terbukti, walaupun secara teoritis memungkinkan atau ada peluang bagi manajemen untuk me-manage laba yang dilaporkaan.
Para manajer melakukan tindakan ini karena biasanya laba yang stabil dan tidak banyak fluktuasi dari satu periode ke periode yang lain, dinilai sebagai prestasi yang baik. Akuntansi konvensional membatasi manajer untuk membuat "discretionary accounting" untuk meratakan laba yang dilaporkan (reported earnings). Misalnya Swedia yang membenarkan tindakan ini sepanjang dilakukan dengan transparan (Harahap, 2005).
Di Indonesia beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan memperlihatkan hasil yang tidak konsisten. Ilmainir (1993) menemukan bukti bahwa perataan laba normal dan pengaruh perubahan kebijakan akuntansi yang dipilih oleh manajemen. Zuhroh (1996) menemukan bukti bahwa faktor yang berpengaruh terhadap perataan laba adalah leverage operasi. Naim dan Hartono (1996) menemukan manajer yang menghadapi investigasi pelanggaran undang-undang antitrust akan menurunkan laba untuk menghindari pinalti pelanggaran antitrust. Wimbari (1998) mendapatkan hasil bahwa perataan laba disebabkan oleh faktor profitabilitas dan jenis industri. Jin (1998) menemukan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap praktek perataan laba adalah ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, sektor industri dan leveragenya.

1.2. Perumusan Masalah
Masalah yang dibahas penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah praktik perataan laba dan ekspektasi kinerja masa depan mempunyai hubungan
yang positif (kuat) ?
2. Apakah praktik perataan laba mempunyai pengaruh signifikan terhadap ekspektasi
kinerja masa depan perusahaan ?

1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis, ialah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisa hubungan antara perataan laba dan ekspektasi
kinerja di masa depan.
2. Untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh perataan laba (variabel bebas) terhadap
kinerja masa depan perusahaan (variabel terikat)

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Laporan Keuangan
Menurut Pedoman Etika Akuntan IAI, laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya bila ada yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2.2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan Keuangan menurut APB Statement digolongkan sebagai berikut (Harahap, 2001 : 42) :
1. Tujuan Khusus
Tujuan khusus laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil
usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP
(Generally Accepted Accounting Principle).
2. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.
b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan
kewajiban perusahaan.
c. Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi-potensi
perusahaan dalam menghasilkan laba.
d. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan
kewajiban.
e. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal
dari kegiatan usaha dalam mencari laba.
3. Tujuan Kualitatif
Tujuan kualitatif ynag dirumuskan APB Statement No.4 adalah sebbagai berikut :
a. Relevan
b. Dapat dimengerti
c. Dapat dicek kebenarannya
d. Netral
e. Tepat waktu dan dapat diperbandingkan
f. Lengkap

2.3. Jenis Laporan Keuangan
Sedangkan dalam definisii laporan keuangan menurut peraturan Bapepam Nomor : VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dijelaskan bahwa laporan keuangan terdiri dari :
1. Neraca
2. Laporan Rugi Laba
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arua Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan

2.4. Earning Management (Manajemen Laba)
Earning management adalah suatu konsep yang dilakukan perusahaan dalam mengelola laporan keuangan supaya laporan keuangan tampak terlihat memilki kualitas (quality of financial reporting) (Suhendah, 2005). Lpaoran keuangan yang paling sering dimanipulasi oleh perusahaan adalah laporan rugi laba. Yang termasuk dalam kategori earning management ialah :
1. Discretionary accrual
2. Income smoothing
3. Manipulasi alokasi pendapatan atau biaya
4. Perubahan metode akuntansi dan struktur modal
Earning management (manajemen laba) memiliki cakupan yang lebih luas daripada income smoothing (perataan laba) karena manajemen percaya bahwa reaksi pasar didasarkan pada pengungkapan informasi akuntansi sehingga perilaku laba merupakan aspek penentuan resiko pasar entitas usaha.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Manajemen Laba
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
a. Manajemen akrual Praktik
b. Penerapan suatu kebijkasanaan akuntansi yang wajib ------------->Manajemen Laba
c. Perubahan metode akuntansi secara sukarela

2.5. Income Smoothing (Perataan Laba)
2.5.1. Definisi Perataan Laba
Pengertian awal mengenai income smoothing ialah moderates year-to-year fluctuations in income by shifting earnings from peak years to less successful periods (Riahi-Belkaoui, 2004). Sedangkan pengertian yang lebih modern adalah the process of manipulating the time profile of earnings or earning reports to make the reported income less variable, while not increasing reported earnings over the long run (Riahi-Belkaoui, 2004).

2.6. Jenis Perataan Laba :
Ada dua jenis peratan laba yaitu (Riahi-Belkaoui, 2004) :
1. Intentional atau designed smoothing
Intentional atau designed smoothing ialah keputusan atau pilihan yang dibuat untuk
mengatur fluktuasi earning pada level yang diinginkan.
2. Natural smoothing
Natural smoothing adalah income generating process yang natural bukan hasil dari
tindakan yang diambil oleh manajemen.
2.7. Faktor Pendorong Perataan Laba
Tidak semua negara melarang dilakukannya perataan laba (Harahap, 2005).
Seperti Swedia, misalnya dinegara inii perataan laba diperbolehkan asalkan perataan laba
ini dilakukan denagn transparan.
Beberapa faktor yang mendorong manajemen melakukan pertaan laba adalah
(Sugiarto, 2003) :
1. Kompensasi bonus
Pada penelitiannya, Healy menemukan bukti bahwa manajer yang tidak dapat
memenuhi target laba yang ditentukan akan memanipulasi laba agar dapat mentransfer
laba masa kini menjadi laba masa depan. Selaiin itu menurut Harahap (2005)
pentingnya laporan keuangan mengundang manajemen untuk meratakan laba demi
mendapatkan bonus yang tinggi.
2. Kontrak utang
Defond dan Jimbalvo (1994) dengan menggunakaan model Jones mengevaluasi tingkat
akrual perusahaan yang tidak dapat memenuhi target laba. Mereka menemukan bahwa
perusahaan yang melanggar perjanjian utang telah merekayasa labanya satu periode
sebelum perjanjian utang itu dibuat.
3. Faktor politik
Jones (1991) meneliti perusahaan yang sedang diinvestigasi oleh International Trade
Commision (ITC). Ia menemukan bukti bahwa produsen domestik cenderung
menurunkan laba dengan teknik discretionary accrual untuk mempengaruhi
keputusan regulasi impor. Naim dan Artono (1996) meneliti perusahaan yang diduga
melakukkan monopoli dan menemukan bahwa manajer perusahaan melakukan
perataan laba untuk menghindari UU Anti-Trust.
4. Pengurangan pajak
Perusahaan melakukan perataan laba untuk mengurangi jumlah pajak yang harus
dibayarkan kepada pemerintah (Arens, Elder, Beasley, 2005).
5. Perubahan CEO
Pourciao (1993) menemukan bukti bahwa perekayasaan laba dilakukan dengan
meningkatkan unexpected accruals pada periode satu tahun sebelum penggantian
eksekutif tak rutin.
6. Penawaran saham perdana
Clarkson et al (1992) menyatakan ada reaksi positif dari pengumuman earnings forecast
yang ada di prospektus dengan tingkat penjualan saham karena publik hanya melihat
laporan keuangan yang dilaporkan pada regulator. Banyak perusahaan yang mealkukan
peratan laba demi mendapatkan dan mempertahankan investor (Jones, 2005).
Faktor yang diasumsikan menyebabkan manajer melakukan perataan laba menurut
buku Accounting Theory (Riahi-Belkaoui, 2004 : 451) ialah :
1. Mekanisme pasar kompetitif yang mengurangi pilihan-pilihan yang etrsedia untuk
manajemen.
2. Skema kompensasi manajemen yang terkait langsung dengan kinerja perusahaan.
3. Ancaman pergantian manajemen.

2.8. Expected Earnings
Expected earnings ialah perkiraan dan ekspektasi laba yang ingin dicapai perusahaan di masa mendatang (Sugiarto, 2003). Expected earning diambil dari lembaran
prospektus yang biasanya dikeluarkan perusahaan ketika ingin terdfatar di Bursa Efek Jakarta, selain itu juga terdapat di laporan keuangan tahunan perusahaan.
Expected earnings yang tercantum di prospekktus merupakan tantangan bagi manajer untuk mencapainya karena jika manajer tidak bisa mencapainya atau kinerjanya dibawah rata-rata industri maka kemungkianan tindakan pemecatan akan semakin besar (Blackwell, 1994).

Kerangka pemikiran
Hubungan dan Pengrauh antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

Variabel Bebas --------------------> Variabel Terikat
X Y

X1
Net Earnings

X2
Leverage

X3 -----> Expected Earnings
Total Asset Y

X4
Discretionary Accrual

X5
Perataan Laba



BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian yang bersifat korelatif yaitu mencari hubungan antara peratan laba (discretionary accruals) dengan kinerja masa kini dan ekspektasi kinerja masa depan.

3.2. Variabel dan Pengukurnya
3.2.1. Variabel
Variabel yang digunakan dibagi menjadi 2 yaitu variabel bebas (tidak terikat) dan
variabel terikat.
3.2.2. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya memmpepngaruhi perilaku dari variabel
terikat (dependent variabel). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya ialah perataan
laba (income smoothing) yang faktornya terdiri dari :
1. Net Earnings
2. Leverage (LEV)
3. Total Asset (ASSET)
4. Discretionary Accrual (DA)
3.2.3. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh perilaku variabel bebas
(independent variabel). Dalam peneliitian ini variabel terikat yang digunakan ialah
expected earnings.
3.3. Definisi Operasional VARIABEL
Definisi operasional variabel yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Net Earnings (X1)
Net earnings ialah laba bersih yang bisa dilihat di dalam income statement. Dalam
penelitian ini net earnings yang digunakan adalah net earnings before extraordinary item.
2. Leverage (X2)
Leverage adalah bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan
utang. Leverege ini dapat dihitung dengan rumus :
LEV = Total Utang/ Total Equity
3. Total Asset (X3)
Total asset adalah seluruh harta perusahaan yang digunakan dalam kegiatan operasional
perusahaan yaitu dari current asset sampai dengan fixed asset dan juga tangible asset.
Data total asset inidapat dilihat di dalam balance sheet perusahaan.
4. Discretionary Accrual (X4)
Discretionary accrual adalah komponen accrual yang berada dalam kebijakan manajemen
artinya manajemen memberikan intervensinya dalam proses pelaporan keuangan.
5. Expected Earnings (Y)
Expected earnings adalah ekspektasi laba yang ingin dicapai perusahaan di masa depan.
Expected Earnings ini dianggap dapat menggambarkan kinerja suatu perusahaan.
Expected Earning dapat dihitung dengan rumus :
E1 =E0 (1+g)
Ket :
E1 = expected earning
E0 = current earning
g = growth
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dalam pengumpulan datanya. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan
tahunan dan prospektus yang didapat dari BEJ.
3.5. Metode Pemilihan Sample
Pemilihan sample dilakkukan dengan metode purposive sampling yaitu pemilihan sample
dengan berbagai kriteria. Kriteria yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Perusahaan yang telah go public sebelum 31 Desember 2005.
2. Emiten yang telah menyertakan laporan keuangan audit per 31 Dsember 2002-2005.
3. Perusahaan yang transaksi sahamnya masih aktif diperdagangkan selama tahuin
2002-2005.
4. Perusahaan yang tahun bukunya 31 Desember untuk tahun 2002-2005.
5. Perusahaan dengan data ekstrem yang berhubungan dengan discretionary accrual, arus
kas dan non-discretionary akan dikeluarkan dari sample.
3.6. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalaah sebagai berikut : Statistik Deskriptif, Uji Normalitas, Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga
mudah dipahami dan diintepretasikan.
2. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas data menggunakan Kolmogrov-Smirnov test. Tujuan
pengujian tersebut adalah untuk menentukan apakah data-data dari masing-masing variabel
terdistribusi normal atau tidak.
Perumusan hipotesa untuk uji normalitas, yaitu :
1. H0 : data normal
2. Ha : data tidak normal
Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas :
1. Signifikansi > 0,05 (Ho diterima : data normal)
2. Signifikansi < style="font-style: italic;">expected earning), penulis
menggunakan regresi berganda dengan model sebagai berikut :
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e
Dimana Y adalah varibel terikat, yaitu expected earning dan X adalah variabel bebas yaitu
net earnings, leverage, total asset dan discretionary accrual yang diujikan dalam penelitian.


BAB IV
ANALISIS dan PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
Deskripsi data yang disajikan adalah deskripsi data variabel penelitian. Variabel penelitian ini terdiri dari satu variabel terikat (Y) yaitu expected earning dan 5 variabel bebas (X) yaitu net earnings(X1)leverage (X2), total asset (X3), discretionary accrual (X4) dan perataan laba (X5). Jumlah perusahaan yang digunakan sebagai sampel adalah 36 perusahaan dengan periode laporan keuangan tahun 2002 sampai dengan 2005 yang secara lengkap dapat dilihat di lampiran 1.

4.2. Analisis dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Tabel 1
Statistik Deskriptif


N Minimum Maximum Mean
Total Asset 108 38926037291 15669007629752 2130275595505
Net Earnings 108 -792946330000 1468445000000 83440463042.97
Expected Earning 108 -22703196165120.0 6925814065823.3 950436190427.0
DA 108 -7104389596998.69 1241805000000.05 -162999655213
Leverage 108 -18.54 53.28 2.4446
Valid N (listwise) 108

Std. Deviation
3291406897483.8
328560969219.054
5937224225678.1
889335989040.23
8.08879

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah data yang digunakan sebagai sampel berjumlah 36 perusahaan denan 6 variabel penelitian (total asset, net earnings, expected earning, discretionary accrual dan leverage). Variabel total asset memiliki nilai minimum (terendah) sebesra Rp. 38926037291,- dan nilai maksimum (tertinggi) sebesar Rp. 15669.007629.752,-. Nilai rata-ratanya (mean) sebesar Rp. 2.130.275.595.505,- dengan standar deviasi sebesar Rp. 3.291.406.897.483,8,-
Variabel net earnins (sebelum pos luar biasa) memiliki nilai terendah sebesar Rp. (792.946.330.000) serta nilai terendah sebesar Rp 1.468.445.000.000. Nilai rata-rata dan standar deviasinya sebesar Rp. 83440.463.042,97,- dan Rp. 328.560.969.219,054,-.
Ekspektasi kinerja masa depanyang dipresentasikan dengan variabel expected earning memiliki nilai terendah Rp. (22.703.196.165.120,0) dan nilai tertinggi Rp. 26.925.814.065.823,3.
Nilai rata-ratanya adalah Rp. 950436190427,0 dengan nilai standar deviasi Rp. 5.937.224.225.678,1,-.
Variabel discretionary accrual memiliki nilai terendah Rp. (7.104.389.596.998,69),- serta nilai tertinggi Rp 1241.805.000,05,- Nilai rata-rata dan standar deviasinya adalah sebesar Rp.(162.999.655.213) dan Rp. 889.335.989.040,23,-.
Rasio pengukuran perusahaan yang dipresentasikan dengan variabel leverage memiliki nilai terendah sebesar -18,54 dannilai tertinggi sebesar 53,28. Nilai rata-ratanya adalah sebesar 2,4446 sedankan standar deviasinya adalah sebesar 8,08879.

2. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian yan digunakan
memiliki distribusi yang normal atau tidak Analisis Kolmogorov-Smirnov merupakan suatu
pengujian untuk menguji keselarasan data, dimana suatu sampel dikatakan berdistribusi
normal atau berdistribusi tidak normal.
Perumusan hipotesa untuk uji normalitas ialah :
1. H0 : data normal
2. Ha : data tidak normal
Dasar pengambilan keputusannya, yaitu :
1. Signifikansi > 0,05 (Ho diterima : data normal)
2. Signifikansi < style="text-align: justify;"> 3. Uji Asumsi Klasik
3.1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan ada atau tidaknya hubungan
langsung (korelasi) antar variabel bebas. Multikolinearitas terjadi jika nilai Variance
Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10 atau nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 (Hair et,
al, 1998).
Perumusan hipotesa untuk uji multikolinearitas :
1. H0 : tidak ada multikolinearitas
2. Ha : ada multikolinearitas
Dasar penambilan keputusan :
1. VIF > 10 (Ho ditolak : ada multikolinearitas)
2. VIF < style="text-align: justify;"> Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara error denan error periode
sebelumnya, dimana pada asumsi klasik hal ini tidak boleh terjadi. Uji autokorelasi
dilakukan denan mengunakan Durbin-Watson. Jika nilai Durbin-Watson berkisar diantara
nilai batas atas (du) dan 4-du maka diperkirakan tidak terjadi pelanggaran autokorelasi.

4. Uji Hipotesis
4.1. Uji Korelasional
Analisis korelasi berfungsi untuk menyatakan derajat keeratan hubungan dan arah
hubungan antara 2 variabel. Semakin tinggi niali korelasi semakin tinggi keeratan
hubungan kedua variabel. Nilai korelasi memiliki rentang antara 0 sampai +1 atau0 sampai
-1. Tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukkan arah hubungan kedua variabel tersebut.
4.1.1. Analisis Net Earnings
Hipotesis pertama menguji adanya hubungan positif signifikan antara net earnings
(variabel X1) dengan expected earning (variabel Y).
4.1.2. Analisis Leverage
Hipotesis kedua menguji adanya hubungan positif antara leverage (variabel X2)
dengan expected earning (variabel Y).

4.1.3. Analisis Total Asset

4.1.4. Analisis Discretionary Accrual
Hipotesis keempat menguji adanya hubungan positif antara discretionary accrual
(variabel X4) dengan expected earning (variabel Y).

4.2. Uji Regresi Berganda (Analisis H5)
Uji Regresi Berganda ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh perataan laba (net
earnings, leverage, total asset dan discretionary accrual) terhadap ekspektasi kinerja masa
depan (expected earning). pengujian dilakukan dengan tingkat signikansi alfa 5%.
1. Jika sig. F statistik<> 0,05 (Ho ditolak : tidak signifikan secara statistik)

4.3. Interpretasi Hasil Penelitian
1. Hubungan antara net earnings dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan
adalah korelasi positif (+)lemah yan nilainya mendekati 0,5. Hal ini terjadi karena
ekspektasi kinerja masa depan (expected earning) didapatkan dengan
memperhitungkan nert earnings tahun ini dengan growth (tingkat pertumbuhan
pendapatan). Jadi, ada faktor lain selain net earnings yang berhubungan dengan
expected earning. Faktor lain tersebut adalah faktor ekonomi, faktor politik dan
faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi dan berhubungan dengan penerimaan
pendapatan suatu perusahaan.
2. Hubungan antara leverage dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan adalah
korelasi positif (+) lemah yang nilai korelasinya mendekati 0,5. Leverage merupakan
salah satu pengukuran dalam keuangan yang menghitung bagian dari modal sendiri
yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.
3. Hubungan antara total asset dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan
adalah korelasi positif lemah. Hal ini disebabkan karena total asset mempunyai
hubungan dengan kelangsungan kegiatan operasional perusahaan. Produksi barang
maupun penjualannya tidak dapat terlaksana tanpa didukung oleh asset perusahaan
namun asset ini hanyalah sebagaian kecil pendukung keiatan operasional. Karena
itulah hubungan adalah korelasi (+)lemah Faktor yan lebih dominan hubungannya
dengan expected earning adalah omzet penjualan perusahaan.
4. Variabel discretionary accrual tidak mempunyai hubungan (korelasi) dengan
ekspektasi kinerja masa depan. Hal tersebut tidak konsisten dengan penelitian
sebelumnya (Sugiarto, 2003) dalam penelitian itu disebutkan bahwa ada hubungan
antara discretionary accrual dengan ekspektasi kinerja masa depan.


BAB V
KESIMPULAN dan SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat net earnings
dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earnings) perusahaan. Hubungannya
disebut dengan korelasi positif lemah karena angka korelasinya sebesar 0,354.
2. Hasil penelitoian menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat leverage
dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan. Hubungan antara leverage dengan
ekspektasi kinerja masa depan adalah korelasi positif lemah denan agka korelai 0,298.
3. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubunan positif antara tingkat total asset
dengan ekspektasi kinerja masa depan (ekspected earning) perusahaan. Hubungan yang
terjadi adalah korelasi positif lemah dengan angka korelasi sebesar 0,283.
4. Hasilpenelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingakt discretionary
accruals
dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan. Hal ii disebabkan karena
menurut hasil uji korelasi angka signifikansinya sebesar 0,110 dan angka korelasinya
negatif 0,119.
5. Hasil analisis regresi berganda denan uji F menyatakan bahwa variabel bebas perataan
laba secara bersama-sama mempunyai pengaruh yan signifikan terhadap variabel
terikatnya Hal tersebut disebabkan karena nilai F hitungnya (8,394) nilai F tabel (2,45)
dan nilai sig. F statistiknya (0,000) < 0,05


Saran :

Beberapa saran yang disarankan oleh peneliti ialah : 1. Perlunya menambah jumlah sampel penelitian yang mungkin akan meningkatkan hasil penelitian. 2. Perlunya menambah periode pengamatan agar dapat meningkatkan kualitas penelitian selanjutnya. 3. Perlunya menambah variabelpenelitian terutama dari segi size perusahaan dan lainnya agar dapat meningkatkan hasil penelitian berikutnya. 4. Mencoba melakukan pengujian per tahun data bukan secara keseluruhan.

0 komentar:


Blogspot Template by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by ArchitecturesDesign.Com Beautiful Architecture Homes