Minggu, 10 Oktober 2010

Akuntansi Sektor Publik

Nama : Winda Puspita Lim Setyawati
NPM : 21207169
Kelas : 4 EB14
Mata Kuliah : Etika Profesi Akuntansi
Dosen : Adi Rosyadi
Tugas : Akuntansi Sektor Publik ( Etika Profesi Akuntansi, Tanggal 10 Oktober 2010 )


Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi Sektor Publik dari buku Anglo Amerika diartikan sebagai mekanisme akuntansi swasta yang diberlakukan dalam praktik-praktik organisasi publik. Pemahaman sektor publik sering diartikan sebagai aturan pelengkap pemerintah yang mengakumulasi "utang sektor publik" dan "permintaan pinjaman sektor publik" untuk suatu tahun tertentu. Artikulasi ini dampak dari sudut pandang ekonomi dan politik yang selama ini mnedominasi perdebatan sektor publik. Dari sisi kebijakan publik, sektor publik dipahami sebagai tuntutan pajak, birokrasi yang berlebihan, pemerintah yang besar dan nasionalisasi versus privatisasi. Terlihat jelas dalam artian luas, sektor publik disebut bidang yang mmbicarakan metoda manajemen negara. Sedangkan dalam arti sempit, diartikan sebagai pembhasan pajak dan kebijakan perpajakan. Dari berbagai buku lama terbitan Eropa Barat, akuntansi sektor publik disebut akuntansi pemerintah. Berbagai perkembangan terakhir, sebagai dampak penerapan daripada accrual base di Selandia Baru, pemahaman ini telah berubah.
Akuntansi Sektor Publik didefinisikan sebagai akuntansi dana masyarakat. Akuntansi dana masyarakat dapat diartikan sebagai : "... mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat". Dari definisi diatas perlu diartikan dana masyarakat sebagai dana yang dimiliki oleh masyarakat bukan individual, yang biasanya dikelola oleh organisasi-organisasi sektor publik dan juga pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta. Di Indonesia, akuntansi sektor publik dapat didefinisikan : "... mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta".
Akuntansi Sektor Publik mempelajari bagaimana akuntansi di sebuah organisasi sektor publik. Organisasi sektor publik berbeda dengan sektor privat yang berorientasi pada laba. Organisasi sektor publik memiliki tujuan beragama sesuai dengan misi yang di emban organisasi tersebut. Bentuk organisasi sektor publik diantaranya adalah Organisasi Penerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Yayasan. Perbedaan tujuan organisasi tersebut menyebabkan bentuk pelaporannya berbeda karena akuntabilitas yang dituntut oleh stakeholder berbeda. Tujuan pelaporan diarahkan pada tujuan pertanggungjawaban pelaksanaan tujuan organisasi tersebut.
Akuntansi Sektor Publik akan membahas karakteristik organisasi sektor publik, standar akuntansi untuk organisasi sektor publik, pelaporan akuntansinya dan akuntansi manajemen sektor publik. Akuntansi manajemen sektor publik membahas tentang anggaran, pengendalian manajemen dan penilaian kinerja.

Sejarah organisasi sektor publik sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dalam bukunya, Vernon Kam ( 1989 ) menjelaskan bahwa praktik akuntansi sektor publik sebenarnya telah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Kemunculannya lebih dipengaruhi pada interaksi yang terjadi pada masyarakat dan kekuatan sosial didalam masyarakat. Kekuatan sosial masyarakat, yang umumnya berbentuk pemerintahan organisasi sektor publik ini dapat diklasifikasikan dalam :
  • Semangat Kapitalisme ( Capitalistic Spirit )
  • Peristiwa Politik dan Ekonomi ( Economic and Politic Event )
  • Inovasi Teknologi ( Technology Inovation )
Penerapan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia
Salah satu bentuk penerapan teknik akuntansi sektor publik adalah di organisasi BUMN. Di tahun 1959 pemerintah orde lama mulai melakukan kebijakan-kebijakan berupa nasionalisasi perusahaan asing yang di transformasi mnejadi Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ). Tetapi karena tidak dikelola oleh manajer profesional dan terlalu banyaknya politisasi atau campur tangan pemerintah, mengakibatkan perusahaan tersebut hanya dijadikan 'sapi perah' oleh para birokrat. Sehingga sejarah kehadirannya tidak memperlihatkan hasil yang baik dan tidak menggembirakan. Kondisi ini terus berlangsung pada masa orde baru. Lebih bertolak belakang lagi pada saat dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang fungsi dari BUMN. Dengan memperhatikan beberapa fungsi tersebut, konsekuensi yang harus ditanggung oleh BUMN sebagai perusahaan publik adalah menonjolkan keberadaannya sebagai agent of development daripada sebagai business entity. Terlepas dari itu semua bahwa keberadaan praktik akuntansi sektor publik di Indonesia dengan status hukum yang jelas telah ada sejak beberapa tahun bergulir dari pemerintahan yang sah. Salah satunya adalah Perusahaan Umum Telekomunikasi (1989).
Macam-macam akuntan dan tugasnya, menurut UU No.34 Tahun 1945 :
a. Akuntan Privat/ Intern/ Manajemen
adalah Akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan/ organisasi tertentu, bertugas
menjalankan fungsi akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen.

b. Akuntan Publik ( Extern )
adalah akuntan yang menjalakan fungsi pemeriksaan secara bebas (independen) terhadap
laporan keuangan perusahaan dan organisasi lain. Hasil laporan keuangan dinyatakan dalam
laporan akuntansi yang berisi pendapat tentang kewajaran atau kelayakan laporan keuangan
yang diperiksanya.
Tugas selain pemeriksaan adalah :
  1. Konsultasi Perencanaan dan Pelaporan Pajak
  2. Penyusunan Anggaran
  3. Penyusunan System Akuntansi
  4. Penyusunan Laporan Keuangan
c. Akuntan Pemerintah
adalah Akuntan yang bekerja di lembaga pemerintahan, misalnya : di BPK, Dirjen Pajak,
BPKP, Departemen Keuangan.
Tugasnya adalah Mengawasi keuangan dan kekayaan negara sampai pengelolaan keuangan
dan kekayaan negara.

Rabu, 12 Mei 2010

REGRESI LINIER BERGANDA (Riset Akuntansi)

Nama : Winda Puspita LIm Setyawati
NPM : 21207169
Kelas : 3 EB14
Mata Kuliah : Riset Akuntansi
Dosen : Masodah


Riset Akuntansi (REGRESI LINIER BERGANDA). . .

Program R menu regresi merupakan alat yang digunakan untuk menentukan persamaan regresi yang menunjukkan hubungan antara variabel terikat yang ditentukan dengan dua atau lebih variabel bebas. Tujuan utama analisis regresi adalah untuk perkiraan nilai suatu variabel (terikat) jika nialai variabel lain yang berhubungan dengannya (variabel bebas) sudah ditentukan.
Regresi linier (linier regression) digunakan untuk melakukan pengujian hubungan antara sebuah variabel terikat (dependent variable) dengna satu atau beberapa variabel bebas yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi.
Jika variabel terikat yang dihubungkan hanya dengan satu variabel bebas saja, maka persamaan regresi yang dihasilkan adalah regresi linier sederhana (linier regression). Sedangkan jika variabel terikat ynag dihubungkan dengan lebih dari satu variabel bebas, maka persamaan regresinya adalah regresi linier berganda (multiple linear regression).

Analisis yang Diperlukan
> Persamaan umum regresi linier berganda
Y = a +b1X1+b2X2+b3X3+.....+bnXn+c
Keterangan :
Y = variabel terikat (dependent variable)
a = konstanta
b1-bn = koefisien regresi
X1-Xn = variabel bebas (independent variable)
e = standar error

> Uji Asumsi Klasik

Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu :
1. Tidak boleh ada autokorelasi
Untuk menguji variabel-variabel yang teliti, apakah terjadi autokorelasi atau tidak, bila uji
nilai Durbin-Watson mendekati angka dua, maka dapat dinyatakan tidak ada korelasi.
2. Tidak boleh ada multikolinieritas
Cara yang paling mudah untuk menguji ada atau tidaknya gejala multikolinieritas adalah
melihat korelasi (hubungan) antara variabel bebas. Jika nilai korelasi dibawah angka 1, maka
tidak terjadi multikolinieritas.
3. Tidak boleh ada heterokeditas
Dengan melihat grafik plot antara nilai variabel terikat (SREID) dengan residual (ZPRED).
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengidentifikasikan telah terjadi
heterokeditas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokeditas.

> Koefisien Korelasi (r/R)
Adalah koefisien yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan Y.

> Koefisien Determinasi (r2/R2)
Adalah koefisien yang digunakan intuk mengetahui seberapa besar variabel bebas (X)
mempengaruhi variabel terikat (Y). Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai
dengan 1.

> Koefisien Standar Estimasi
Digunakan untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi. Dapat digunakan dengan
mengukur besar kecilnya kesalahan standar estimasi (semakin kecil nilai kesalahannya, maka
semakin tinggi ketepatannya).

LIKUIDASI PERSEKUTUAN (Riset Akuntansi)

Nama : Winda Puspita Lim Setyawati
NPM : 21207169
Kelas : 3 EB14
Mata Kuliah : Riset Akuntansi (Artikel-artikel/ Tulisan)
Dosen : Masodah


ARTIKEL untuk RISET AKUNTANSI. . .

LIKUIDASI PERSEKUTUAN
Likuidasi adalah berhentinya kegiatan operasi perusahaan (pembubaran usaha) secara
keseluruhan dengan menjual sebagaian atau seluruh aktiva perusahaan, membayar semua
utang pajak, kewajiban pada pihak ketiga dan sisanya dibagikan kepada para sekutu
dengan rasio laba atau rugi.


Proses pembubaran usaha ini meliputi dua tahap yaitu :
1. Proses Realisasi
Yaitu proses mengubah harta kekayaan yang ada menjadi uang tunai (cash).
2. Proses Likuidasi

Yaitu proses pembayaran kembali hutang-hutang kepada para kreditur dan
pembayaran kembali sisa modal kepada para anggota.

Proses dalam Likuidasi :
1. Rekening-rekening pembukuan harus disesuaikan dan ditutup. Laba dan rugi bersih
selama periode terakhir diperhitungkan ke rekening modal masing-masing, sesudah itu
dikatakan persekutuan siap untuk dilikuidasi.
2. Pada proses pengubahan aktiva menjadi uang tunai (cash) apabila ada perbedaan
antara nilai buku dan nilai realisasi yang menunjukkan keuntungan atau kerugian harus
dibagi di antara anggota sesuai dengan perbandingan pembagian laba (rugi). Saldo modal
selanjutnya dipakai sebagai dasar penyelesaian.
3. Apabila dijumpai keadaan di mana salah seorang anggota mempunyai saldo debit dalam
rekening modalnya, di lain pihak ia mempunyai piutang kepada persekutuan, maka
piutang kepada persekutuan itu dipakai untuk menutup saldo debit rekening modal yang
bersangkutan. Di samping itu pada prinsipnya apabila seorang anggota mengalami defisit
maka anggota yang lain berkewajiban untuk menutupnya terlebih dahulu.
4. Apabila uang tunai sudah tersedia untuk dibagi, maka pertama-tama harus dibayarkan
terlebih dahulu kepada para kreditur ekstern, baru sesudah itu dibayarkan saldo-saldo
modal masing-masing anggota.

Likuidasi dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Penjualan aktiva non kas sekaligus (Likuidasi Sekaligus)
2. Penjualan aktiva non kas secara bertahap (Likuidasi Bertahap)
3. Program pembagian kas

=> Penjualan aktiva non kas sekaligus (Likuidasi Sekaligus)
Prosedur akuntansi pada likuidasi persekutuan adalah penjualan aktiva non kas sekaligus
untuk membayar semua kewajiban kepada pihak ketiga, apabila ada sisa uang kas dibagikan
kepada para sekutu.

=> Penjualan aktiva non kas secara bertahap (Likuidasi Bertahap)
Apabila pelaksanaan likuidasi memerlkan waktu yang tidak lama (karena realisasi aktiva
tidak bisa sekaligus), maka pembayaran kembali penyertaan para anggota dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan jumlah uang kas yang tersedia. Pembayaran kembali hak
penyertaan para anggota dilakukan sesudah semua kewajiban-kewajiban persekutuan
(hutang-hutang kepada kreditur) dibayar lunas. Proses likuidasi demikian disebut sebagai
likuidasi bertahap (berangsur).

=> Proses Likuidasi Bertahap :
1. Apabila pada tahap pertama baru sebagian aktiva dapat direalisasikan (dijual), maka
pertama kali harus dibayar semua kewajiban kepada kreditur.
2. Sisa uang (kas) hasil penjualan aktiva kemudian dibayarkan kepada para anggota sebagai
pembayaran kembali sebagian hak penyertaannya.
3. Hasil realisasi aktiva pada tahap-tahap berikutnya kemudian dibayarkan kepada para
anggota.

Proses demikian itu dilaksanakan terus sampai dengan aktiva yang dimiliki dapat direalisasikan seluruhnya.

=> Metode yang digunakan :
Ada dua metode yang dapat dipakai untuk menentukan besarnya setiap kali pembayaran
kembali hak penyertaan anggota agar dapat dijamin peneimaan masing-masing anggota it
sesuai dengan hak-hak yang bersangkutan sebagai berikut :
a. Besarnya pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara periodik aau setiap kali
aktiva dapat direalisasikan (dijual).
b. Penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada anggota sebelum proses likuidasi
berlangsung, sehingga pembayaran dapat segera dilakukan sesuai dengan jumlah uang yang
tersedia.

=> Program Pembagian Kas
Program pembagian kas akan membantu prosedur likuidasi dengan penjualan aktiva non
kas secara bertahap yang membutuhkan penghitungan daftar induk (likudasi) dan daftar
tambahan yang banyak.








Selasa, 11 Mei 2010

Analisis Hubungan Pertaan Laba (Income Smoothing) dengan Ekspektasi Laba Masa Depan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Nama : Winda Puspita Lim Setyawati
NPM : 21207169
Kelas : 3 EB14
Mata Kuliah : Riset Akuntansi (Jurnal)
Dosen : Masodah




Pembuatan JURNAL. . .
Analisis Hubungan Perataan Laba (Income Smoothing) dengan Ekspektasi Laba Mssa Depan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.


Abstrak


Jenis Perataan Laba yaitu Intentional atau designed smoothing dan Natural smoothing. Faktor yang mendorong manajemen melakukan perataan laba adalah Kompensasi bonus, pada penelitiannya Healy menemukan bukti bahwa manajer yang tidak dapat memenuhi target laba yang ditentukan akan memanipulasi laba agar dapat mentransfer laba masa kini menjadi laba masa depan.Kontrak utang, Defond dan Jimbalvo (1994) dengan menggunakan model Jones mengevaluasi tingkat akrual perusahaan yang tidakdapat memenuhi target laba. Definisi operasional variabel yang ada dalam penelitianini adalah net earnings, leverage, total asset, discretionary accrual, expected earnings. Pemilihan sample dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu pemilihan sample dengan berbagai kriteria. Metode Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Statistik Deskriptif, Uji Normalitas, Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis.
Hubungan antara dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan adalah korelasi positif (+) lemah yang nilainya mendekati 0,5. Hubungan dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan adalah korelasi positif (+) lemah yang nilai korelasinya mendekati 0,5. Hubungan antara total asset dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan adalah korelasi positif lemah. Variabel discretionary tidak mempunyai hubungan (korelasi) dengan ekspektasi kinerja masa depan. Jumlah sampelyang digunakan 36 perusahaan.
Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dalam pengumpulan datanya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan dan prospektus yang didapat dari Bursa Efek Jakarta (BEJ).




BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pihak manajemen perusahaan sangat menyadari peranan informasi laba dalam income statement. Oleh karena itu, pihak manajemen cenderung memberikan kebijakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk mencapai tujuan tertentu yang biasanya bersifat jangka pendek (Kusuma dan Sari, 2003). Pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajemen untuk tujuan spesifik itulah yang disebut dengan manajemen laba (Scott, 2000). Hal ini dilakukan untuk mengatasi masalah yang timbul antara pihak manajemen dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder) (Sugiarto, 2003). Berbagai penelitian lainnya untuk membuktikan bahwa manajemen laba dilakukan untuk mencapai tujuan spesifik dan bersifat jangka pendek, juga telah dilakukan oleh Rahman dan Bakar (2002) ; Burgsahler dan Dichev (1997) ; Dechow, et. al (1995) ; serta Perry dan Wiilliam (1994). Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Gumanti (2000) mengatakan bahwa fenomena manajemen laba tidak selamanya terbukti, walaupun secara teoritis memungkinkan atau ada peluang bagi manajemen untuk me-manage laba yang dilaporkaan.
Para manajer melakukan tindakan ini karena biasanya laba yang stabil dan tidak banyak fluktuasi dari satu periode ke periode yang lain, dinilai sebagai prestasi yang baik. Akuntansi konvensional membatasi manajer untuk membuat "discretionary accounting" untuk meratakan laba yang dilaporkan (reported earnings). Misalnya Swedia yang membenarkan tindakan ini sepanjang dilakukan dengan transparan (Harahap, 2005).
Di Indonesia beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan memperlihatkan hasil yang tidak konsisten. Ilmainir (1993) menemukan bukti bahwa perataan laba normal dan pengaruh perubahan kebijakan akuntansi yang dipilih oleh manajemen. Zuhroh (1996) menemukan bukti bahwa faktor yang berpengaruh terhadap perataan laba adalah leverage operasi. Naim dan Hartono (1996) menemukan manajer yang menghadapi investigasi pelanggaran undang-undang antitrust akan menurunkan laba untuk menghindari pinalti pelanggaran antitrust. Wimbari (1998) mendapatkan hasil bahwa perataan laba disebabkan oleh faktor profitabilitas dan jenis industri. Jin (1998) menemukan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap praktek perataan laba adalah ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, sektor industri dan leveragenya.

1.2. Perumusan Masalah
Masalah yang dibahas penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah praktik perataan laba dan ekspektasi kinerja masa depan mempunyai hubungan
yang positif (kuat) ?
2. Apakah praktik perataan laba mempunyai pengaruh signifikan terhadap ekspektasi
kinerja masa depan perusahaan ?

1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis, ialah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisa hubungan antara perataan laba dan ekspektasi
kinerja di masa depan.
2. Untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh perataan laba (variabel bebas) terhadap
kinerja masa depan perusahaan (variabel terikat)

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Laporan Keuangan
Menurut Pedoman Etika Akuntan IAI, laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya bila ada yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2.2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan Keuangan menurut APB Statement digolongkan sebagai berikut (Harahap, 2001 : 42) :
1. Tujuan Khusus
Tujuan khusus laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil
usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP
(Generally Accepted Accounting Principle).
2. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.
b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan
kewajiban perusahaan.
c. Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi-potensi
perusahaan dalam menghasilkan laba.
d. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan
kewajiban.
e. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal
dari kegiatan usaha dalam mencari laba.
3. Tujuan Kualitatif
Tujuan kualitatif ynag dirumuskan APB Statement No.4 adalah sebbagai berikut :
a. Relevan
b. Dapat dimengerti
c. Dapat dicek kebenarannya
d. Netral
e. Tepat waktu dan dapat diperbandingkan
f. Lengkap

2.3. Jenis Laporan Keuangan
Sedangkan dalam definisii laporan keuangan menurut peraturan Bapepam Nomor : VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dijelaskan bahwa laporan keuangan terdiri dari :
1. Neraca
2. Laporan Rugi Laba
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arua Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan

2.4. Earning Management (Manajemen Laba)
Earning management adalah suatu konsep yang dilakukan perusahaan dalam mengelola laporan keuangan supaya laporan keuangan tampak terlihat memilki kualitas (quality of financial reporting) (Suhendah, 2005). Lpaoran keuangan yang paling sering dimanipulasi oleh perusahaan adalah laporan rugi laba. Yang termasuk dalam kategori earning management ialah :
1. Discretionary accrual
2. Income smoothing
3. Manipulasi alokasi pendapatan atau biaya
4. Perubahan metode akuntansi dan struktur modal
Earning management (manajemen laba) memiliki cakupan yang lebih luas daripada income smoothing (perataan laba) karena manajemen percaya bahwa reaksi pasar didasarkan pada pengungkapan informasi akuntansi sehingga perilaku laba merupakan aspek penentuan resiko pasar entitas usaha.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Manajemen Laba
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
a. Manajemen akrual Praktik
b. Penerapan suatu kebijkasanaan akuntansi yang wajib ------------->Manajemen Laba
c. Perubahan metode akuntansi secara sukarela

2.5. Income Smoothing (Perataan Laba)
2.5.1. Definisi Perataan Laba
Pengertian awal mengenai income smoothing ialah moderates year-to-year fluctuations in income by shifting earnings from peak years to less successful periods (Riahi-Belkaoui, 2004). Sedangkan pengertian yang lebih modern adalah the process of manipulating the time profile of earnings or earning reports to make the reported income less variable, while not increasing reported earnings over the long run (Riahi-Belkaoui, 2004).

2.6. Jenis Perataan Laba :
Ada dua jenis peratan laba yaitu (Riahi-Belkaoui, 2004) :
1. Intentional atau designed smoothing
Intentional atau designed smoothing ialah keputusan atau pilihan yang dibuat untuk
mengatur fluktuasi earning pada level yang diinginkan.
2. Natural smoothing
Natural smoothing adalah income generating process yang natural bukan hasil dari
tindakan yang diambil oleh manajemen.
2.7. Faktor Pendorong Perataan Laba
Tidak semua negara melarang dilakukannya perataan laba (Harahap, 2005).
Seperti Swedia, misalnya dinegara inii perataan laba diperbolehkan asalkan perataan laba
ini dilakukan denagn transparan.
Beberapa faktor yang mendorong manajemen melakukan pertaan laba adalah
(Sugiarto, 2003) :
1. Kompensasi bonus
Pada penelitiannya, Healy menemukan bukti bahwa manajer yang tidak dapat
memenuhi target laba yang ditentukan akan memanipulasi laba agar dapat mentransfer
laba masa kini menjadi laba masa depan. Selaiin itu menurut Harahap (2005)
pentingnya laporan keuangan mengundang manajemen untuk meratakan laba demi
mendapatkan bonus yang tinggi.
2. Kontrak utang
Defond dan Jimbalvo (1994) dengan menggunakaan model Jones mengevaluasi tingkat
akrual perusahaan yang tidak dapat memenuhi target laba. Mereka menemukan bahwa
perusahaan yang melanggar perjanjian utang telah merekayasa labanya satu periode
sebelum perjanjian utang itu dibuat.
3. Faktor politik
Jones (1991) meneliti perusahaan yang sedang diinvestigasi oleh International Trade
Commision (ITC). Ia menemukan bukti bahwa produsen domestik cenderung
menurunkan laba dengan teknik discretionary accrual untuk mempengaruhi
keputusan regulasi impor. Naim dan Artono (1996) meneliti perusahaan yang diduga
melakukkan monopoli dan menemukan bahwa manajer perusahaan melakukan
perataan laba untuk menghindari UU Anti-Trust.
4. Pengurangan pajak
Perusahaan melakukan perataan laba untuk mengurangi jumlah pajak yang harus
dibayarkan kepada pemerintah (Arens, Elder, Beasley, 2005).
5. Perubahan CEO
Pourciao (1993) menemukan bukti bahwa perekayasaan laba dilakukan dengan
meningkatkan unexpected accruals pada periode satu tahun sebelum penggantian
eksekutif tak rutin.
6. Penawaran saham perdana
Clarkson et al (1992) menyatakan ada reaksi positif dari pengumuman earnings forecast
yang ada di prospektus dengan tingkat penjualan saham karena publik hanya melihat
laporan keuangan yang dilaporkan pada regulator. Banyak perusahaan yang mealkukan
peratan laba demi mendapatkan dan mempertahankan investor (Jones, 2005).
Faktor yang diasumsikan menyebabkan manajer melakukan perataan laba menurut
buku Accounting Theory (Riahi-Belkaoui, 2004 : 451) ialah :
1. Mekanisme pasar kompetitif yang mengurangi pilihan-pilihan yang etrsedia untuk
manajemen.
2. Skema kompensasi manajemen yang terkait langsung dengan kinerja perusahaan.
3. Ancaman pergantian manajemen.

2.8. Expected Earnings
Expected earnings ialah perkiraan dan ekspektasi laba yang ingin dicapai perusahaan di masa mendatang (Sugiarto, 2003). Expected earning diambil dari lembaran
prospektus yang biasanya dikeluarkan perusahaan ketika ingin terdfatar di Bursa Efek Jakarta, selain itu juga terdapat di laporan keuangan tahunan perusahaan.
Expected earnings yang tercantum di prospekktus merupakan tantangan bagi manajer untuk mencapainya karena jika manajer tidak bisa mencapainya atau kinerjanya dibawah rata-rata industri maka kemungkianan tindakan pemecatan akan semakin besar (Blackwell, 1994).

Kerangka pemikiran
Hubungan dan Pengrauh antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

Variabel Bebas --------------------> Variabel Terikat
X Y

X1
Net Earnings

X2
Leverage

X3 -----> Expected Earnings
Total Asset Y

X4
Discretionary Accrual

X5
Perataan Laba



BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian yang bersifat korelatif yaitu mencari hubungan antara peratan laba (discretionary accruals) dengan kinerja masa kini dan ekspektasi kinerja masa depan.

3.2. Variabel dan Pengukurnya
3.2.1. Variabel
Variabel yang digunakan dibagi menjadi 2 yaitu variabel bebas (tidak terikat) dan
variabel terikat.
3.2.2. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya memmpepngaruhi perilaku dari variabel
terikat (dependent variabel). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya ialah perataan
laba (income smoothing) yang faktornya terdiri dari :
1. Net Earnings
2. Leverage (LEV)
3. Total Asset (ASSET)
4. Discretionary Accrual (DA)
3.2.3. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh perilaku variabel bebas
(independent variabel). Dalam peneliitian ini variabel terikat yang digunakan ialah
expected earnings.
3.3. Definisi Operasional VARIABEL
Definisi operasional variabel yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Net Earnings (X1)
Net earnings ialah laba bersih yang bisa dilihat di dalam income statement. Dalam
penelitian ini net earnings yang digunakan adalah net earnings before extraordinary item.
2. Leverage (X2)
Leverage adalah bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan
utang. Leverege ini dapat dihitung dengan rumus :
LEV = Total Utang/ Total Equity
3. Total Asset (X3)
Total asset adalah seluruh harta perusahaan yang digunakan dalam kegiatan operasional
perusahaan yaitu dari current asset sampai dengan fixed asset dan juga tangible asset.
Data total asset inidapat dilihat di dalam balance sheet perusahaan.
4. Discretionary Accrual (X4)
Discretionary accrual adalah komponen accrual yang berada dalam kebijakan manajemen
artinya manajemen memberikan intervensinya dalam proses pelaporan keuangan.
5. Expected Earnings (Y)
Expected earnings adalah ekspektasi laba yang ingin dicapai perusahaan di masa depan.
Expected Earnings ini dianggap dapat menggambarkan kinerja suatu perusahaan.
Expected Earning dapat dihitung dengan rumus :
E1 =E0 (1+g)
Ket :
E1 = expected earning
E0 = current earning
g = growth
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dalam pengumpulan datanya. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan
tahunan dan prospektus yang didapat dari BEJ.
3.5. Metode Pemilihan Sample
Pemilihan sample dilakkukan dengan metode purposive sampling yaitu pemilihan sample
dengan berbagai kriteria. Kriteria yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Perusahaan yang telah go public sebelum 31 Desember 2005.
2. Emiten yang telah menyertakan laporan keuangan audit per 31 Dsember 2002-2005.
3. Perusahaan yang transaksi sahamnya masih aktif diperdagangkan selama tahuin
2002-2005.
4. Perusahaan yang tahun bukunya 31 Desember untuk tahun 2002-2005.
5. Perusahaan dengan data ekstrem yang berhubungan dengan discretionary accrual, arus
kas dan non-discretionary akan dikeluarkan dari sample.
3.6. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalaah sebagai berikut : Statistik Deskriptif, Uji Normalitas, Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga
mudah dipahami dan diintepretasikan.
2. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas data menggunakan Kolmogrov-Smirnov test. Tujuan
pengujian tersebut adalah untuk menentukan apakah data-data dari masing-masing variabel
terdistribusi normal atau tidak.
Perumusan hipotesa untuk uji normalitas, yaitu :
1. H0 : data normal
2. Ha : data tidak normal
Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas :
1. Signifikansi > 0,05 (Ho diterima : data normal)
2. Signifikansi < style="font-style: italic;">expected earning), penulis
menggunakan regresi berganda dengan model sebagai berikut :
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e
Dimana Y adalah varibel terikat, yaitu expected earning dan X adalah variabel bebas yaitu
net earnings, leverage, total asset dan discretionary accrual yang diujikan dalam penelitian.


BAB IV
ANALISIS dan PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
Deskripsi data yang disajikan adalah deskripsi data variabel penelitian. Variabel penelitian ini terdiri dari satu variabel terikat (Y) yaitu expected earning dan 5 variabel bebas (X) yaitu net earnings(X1)leverage (X2), total asset (X3), discretionary accrual (X4) dan perataan laba (X5). Jumlah perusahaan yang digunakan sebagai sampel adalah 36 perusahaan dengan periode laporan keuangan tahun 2002 sampai dengan 2005 yang secara lengkap dapat dilihat di lampiran 1.

4.2. Analisis dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Tabel 1
Statistik Deskriptif


N Minimum Maximum Mean
Total Asset 108 38926037291 15669007629752 2130275595505
Net Earnings 108 -792946330000 1468445000000 83440463042.97
Expected Earning 108 -22703196165120.0 6925814065823.3 950436190427.0
DA 108 -7104389596998.69 1241805000000.05 -162999655213
Leverage 108 -18.54 53.28 2.4446
Valid N (listwise) 108

Std. Deviation
3291406897483.8
328560969219.054
5937224225678.1
889335989040.23
8.08879

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah data yang digunakan sebagai sampel berjumlah 36 perusahaan denan 6 variabel penelitian (total asset, net earnings, expected earning, discretionary accrual dan leverage). Variabel total asset memiliki nilai minimum (terendah) sebesra Rp. 38926037291,- dan nilai maksimum (tertinggi) sebesar Rp. 15669.007629.752,-. Nilai rata-ratanya (mean) sebesar Rp. 2.130.275.595.505,- dengan standar deviasi sebesar Rp. 3.291.406.897.483,8,-
Variabel net earnins (sebelum pos luar biasa) memiliki nilai terendah sebesar Rp. (792.946.330.000) serta nilai terendah sebesar Rp 1.468.445.000.000. Nilai rata-rata dan standar deviasinya sebesar Rp. 83440.463.042,97,- dan Rp. 328.560.969.219,054,-.
Ekspektasi kinerja masa depanyang dipresentasikan dengan variabel expected earning memiliki nilai terendah Rp. (22.703.196.165.120,0) dan nilai tertinggi Rp. 26.925.814.065.823,3.
Nilai rata-ratanya adalah Rp. 950436190427,0 dengan nilai standar deviasi Rp. 5.937.224.225.678,1,-.
Variabel discretionary accrual memiliki nilai terendah Rp. (7.104.389.596.998,69),- serta nilai tertinggi Rp 1241.805.000,05,- Nilai rata-rata dan standar deviasinya adalah sebesar Rp.(162.999.655.213) dan Rp. 889.335.989.040,23,-.
Rasio pengukuran perusahaan yang dipresentasikan dengan variabel leverage memiliki nilai terendah sebesar -18,54 dannilai tertinggi sebesar 53,28. Nilai rata-ratanya adalah sebesar 2,4446 sedankan standar deviasinya adalah sebesar 8,08879.

2. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian yan digunakan
memiliki distribusi yang normal atau tidak Analisis Kolmogorov-Smirnov merupakan suatu
pengujian untuk menguji keselarasan data, dimana suatu sampel dikatakan berdistribusi
normal atau berdistribusi tidak normal.
Perumusan hipotesa untuk uji normalitas ialah :
1. H0 : data normal
2. Ha : data tidak normal
Dasar pengambilan keputusannya, yaitu :
1. Signifikansi > 0,05 (Ho diterima : data normal)
2. Signifikansi < style="text-align: justify;"> 3. Uji Asumsi Klasik
3.1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan ada atau tidaknya hubungan
langsung (korelasi) antar variabel bebas. Multikolinearitas terjadi jika nilai Variance
Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10 atau nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 (Hair et,
al, 1998).
Perumusan hipotesa untuk uji multikolinearitas :
1. H0 : tidak ada multikolinearitas
2. Ha : ada multikolinearitas
Dasar penambilan keputusan :
1. VIF > 10 (Ho ditolak : ada multikolinearitas)
2. VIF < style="text-align: justify;"> Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara error denan error periode
sebelumnya, dimana pada asumsi klasik hal ini tidak boleh terjadi. Uji autokorelasi
dilakukan denan mengunakan Durbin-Watson. Jika nilai Durbin-Watson berkisar diantara
nilai batas atas (du) dan 4-du maka diperkirakan tidak terjadi pelanggaran autokorelasi.

4. Uji Hipotesis
4.1. Uji Korelasional
Analisis korelasi berfungsi untuk menyatakan derajat keeratan hubungan dan arah
hubungan antara 2 variabel. Semakin tinggi niali korelasi semakin tinggi keeratan
hubungan kedua variabel. Nilai korelasi memiliki rentang antara 0 sampai +1 atau0 sampai
-1. Tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukkan arah hubungan kedua variabel tersebut.
4.1.1. Analisis Net Earnings
Hipotesis pertama menguji adanya hubungan positif signifikan antara net earnings
(variabel X1) dengan expected earning (variabel Y).
4.1.2. Analisis Leverage
Hipotesis kedua menguji adanya hubungan positif antara leverage (variabel X2)
dengan expected earning (variabel Y).

4.1.3. Analisis Total Asset

4.1.4. Analisis Discretionary Accrual
Hipotesis keempat menguji adanya hubungan positif antara discretionary accrual
(variabel X4) dengan expected earning (variabel Y).

4.2. Uji Regresi Berganda (Analisis H5)
Uji Regresi Berganda ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh perataan laba (net
earnings, leverage, total asset dan discretionary accrual) terhadap ekspektasi kinerja masa
depan (expected earning). pengujian dilakukan dengan tingkat signikansi alfa 5%.
1. Jika sig. F statistik<> 0,05 (Ho ditolak : tidak signifikan secara statistik)

4.3. Interpretasi Hasil Penelitian
1. Hubungan antara net earnings dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan
adalah korelasi positif (+)lemah yan nilainya mendekati 0,5. Hal ini terjadi karena
ekspektasi kinerja masa depan (expected earning) didapatkan dengan
memperhitungkan nert earnings tahun ini dengan growth (tingkat pertumbuhan
pendapatan). Jadi, ada faktor lain selain net earnings yang berhubungan dengan
expected earning. Faktor lain tersebut adalah faktor ekonomi, faktor politik dan
faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi dan berhubungan dengan penerimaan
pendapatan suatu perusahaan.
2. Hubungan antara leverage dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan adalah
korelasi positif (+) lemah yang nilai korelasinya mendekati 0,5. Leverage merupakan
salah satu pengukuran dalam keuangan yang menghitung bagian dari modal sendiri
yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.
3. Hubungan antara total asset dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan
adalah korelasi positif lemah. Hal ini disebabkan karena total asset mempunyai
hubungan dengan kelangsungan kegiatan operasional perusahaan. Produksi barang
maupun penjualannya tidak dapat terlaksana tanpa didukung oleh asset perusahaan
namun asset ini hanyalah sebagaian kecil pendukung keiatan operasional. Karena
itulah hubungan adalah korelasi (+)lemah Faktor yan lebih dominan hubungannya
dengan expected earning adalah omzet penjualan perusahaan.
4. Variabel discretionary accrual tidak mempunyai hubungan (korelasi) dengan
ekspektasi kinerja masa depan. Hal tersebut tidak konsisten dengan penelitian
sebelumnya (Sugiarto, 2003) dalam penelitian itu disebutkan bahwa ada hubungan
antara discretionary accrual dengan ekspektasi kinerja masa depan.


BAB V
KESIMPULAN dan SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat net earnings
dengan ekspektasi kinerja masa depan (expected earnings) perusahaan. Hubungannya
disebut dengan korelasi positif lemah karena angka korelasinya sebesar 0,354.
2. Hasil penelitoian menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat leverage
dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan. Hubungan antara leverage dengan
ekspektasi kinerja masa depan adalah korelasi positif lemah denan agka korelai 0,298.
3. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubunan positif antara tingkat total asset
dengan ekspektasi kinerja masa depan (ekspected earning) perusahaan. Hubungan yang
terjadi adalah korelasi positif lemah dengan angka korelasi sebesar 0,283.
4. Hasilpenelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingakt discretionary
accruals
dengan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan. Hal ii disebabkan karena
menurut hasil uji korelasi angka signifikansinya sebesar 0,110 dan angka korelasinya
negatif 0,119.
5. Hasil analisis regresi berganda denan uji F menyatakan bahwa variabel bebas perataan
laba secara bersama-sama mempunyai pengaruh yan signifikan terhadap variabel
terikatnya Hal tersebut disebabkan karena nilai F hitungnya (8,394) nilai F tabel (2,45)
dan nilai sig. F statistiknya (0,000) < 0,05


Saran :

Beberapa saran yang disarankan oleh peneliti ialah : 1. Perlunya menambah jumlah sampel penelitian yang mungkin akan meningkatkan hasil penelitian. 2. Perlunya menambah periode pengamatan agar dapat meningkatkan kualitas penelitian selanjutnya. 3. Perlunya menambah variabelpenelitian terutama dari segi size perusahaan dan lainnya agar dapat meningkatkan hasil penelitian berikutnya. 4. Mencoba melakukan pengujian per tahun data bukan secara keseluruhan.

Sabtu, 17 April 2010

Artikel-artikel/ Tulisan -> Materi Riset Akuntansi

Nama : Winda Puspita Lim Styawati
NPM : 21207169
Kelas : 3 EB14
Dosen : Masodah
Mata Kuliah : Riset Akuntansi


Artikel-artikel/ Tulisan Riset Akuntansi :


A. Pengertian Riset =>

Riset, menurut kamus Webster mempunyai arti memeriksa atau mencari kembali. Menurut Ndraha (1988), riset diartikan lebih luas sebagai suatu pemerikasaan atau pengujian yang teliti dan kritis dalam mencari fakta atau prinsip-prinsip penyelidikan yang tekun guna memastikan suatu hal. Dari pendapat pakar lain, riset adalah suatu usaha untuk menemukan suatu hal menurut metode ilmiah sehingga harus memiliki tiga unsur penting berikut ini : sasaran, usaha untuk mencapainya dan metode ilmiah yang digunakannya.

B. Pengetahuan disebut ilmiah jika memenuhi syarat-syarat berikut :

  1. Obyektif
  2. Luas dan dalam
  3. Relatif dan dapat diabstaksi
  4. Dilakukan dengan sistematis dan dapat dikonkretisasi
  5. Berkembang
  6. Memiliki disiplin dan metodis instrumentalis.
Kebenaran ilmiah harus dapat dilihati sisi fakta dan aturan, obyektif, masuk akal, dan
memiliki asumsi-asumsi. Ciri utama metode bersifat empiris, artinya keputusan-keputusan
diambil berdasarkan data empiris (berdasarkan pengalaman yang benar).

C. Kriteria Riset Ilmiah
Menurut Nazir (1988), metode penelitian harus mempunyai kriteria sebagai berikut :
  1. Berdasarkan pada fakta, maksudnya berdasarkan fakta nyata bukan kira-kira, legenda-legenda dan semacamnya.
  2. Bebas dari prasangka, maksudnya bebas dari sudut pandang yang subyektif tetapi benar-benar berdasarkan alasan dan bukti yang lengkap dengan pembuktian yang obyektif.
  3. Menggunakan analisis, maksudnya masalah harus dicari sebab-sebabnya serta pemecahannya dengan menggunakan analisis yang logis.
  4. Menggunakan hipotesis, sebenarnya untuk membantu penelitian dalam jalan pikirannya untuk mencapai hasil penelitiannya.
  5. Menggunakan ukuran yang obyektif, dengan menggunakan alat ukur yang obyektif.
  6. Menggunakan teknik kuantifikasi, semua data yang digunakan harus dikuantifikasikan.
D. Langkah-langkah Riset :
Pendapat Nazir (1988), Malhotra (1993) dan Aaker (1995) setelah penulis kombinasikan :
  1. Mendefinisikan dan Merumuskan Masalah
  2. Melakukan Studi Kepustakaan
  3. Memformulasikan Hipotesis
  4. Menentukan Model
  5. Mengumpulkan Data
  6. Mengolah dan Menyajikan Informasi
  7. Menganalisis dan Menginterpretasi
  8. Membuat Generalisasi dan Kesimpulan
  9. Membuat Laporan.

  • Metode Riset dapat dibagi atas :
  1. Penelitian Dasar atau Murni, bertujuan untuk pengujian atau untuk membentuk teori baru yang bukan untuk menerapkan hasil-hasil temuannya.
  2. Penelitian Terapan atau Pengembangannya, melakukan penerapan teori dalam rangka memecahkan suatu masalah dan melakukan pengujian teori untuk menilai kegunaan teori itu sendiri.
  • Metode Sejarah, meliputi pengalaman masa lalu yang menggambarkan secara kritis seluruh kebenaran kejadian atau fakta untuk membantu mengetahui apa yang harus dikerjakan sekarang dan di masa datang. Riset sejarah menghendaki data yang bersumber dari data primer yaitu dokumen dan peninggalan. Sumber data sekunder dapat dipakai bila data primer tidak ditemukan. Tugas penulisan data sejarah diarahkan pada beberapa aspek seperti penguasaan bahan, pembuatan bagan, seni, narasi, dramatisasi.

  • Metode Deskriptif, bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Menurut Consuelo (1988), metode deskriptif terdiri dari :
  1. Studi Kasus, penelitian yang rinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengna cukup dalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisis masa lalunya.
  2. Survei, untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa gejala-gejala tersebut ada.
  3. Riset Pengembangan, untuk memperoleh informasi tentang perkembangan suatu obyek tertentu dalam jangka waktu tertentu. Ada dua cara melakukan penelitian pengembangan : a. Metode longitudinal yaitu mempelajari sampel peserta pada jangka waktu yang panjang. b. Metode cross-sectional yaitu mempelajari sampel dari berbagai strata pada waktu bersamaan.
  4. Riset Lanjutan (Follow-up Study), bila peneliti hendak mengetahui perkembangan lanjutan dari subyek setelah diberi perlakuan tertentu atau setelah kondisi tertentu.
  5. Riset okumen (Content Analysis), untuk meliputi pengumpulan data dan informasi melalui pengujian arsip dan dokumen adalah analisis dokumen atau analisis isi.
  6. Riset Kecenderungan (Trend Analysis), melihat kondisi yang akan datang dengan melakukan proyeksi atau ramalan (forecast).
  7. Riset Korelasi (Correlational Study), dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel yang berbeda dalam suatu populasi.
  • Metode Eksperimen, langkah-langkah lengkap yang diambil sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga analisis menjadi obyektif.
Ary (1972) meringkas konsep eksperimentasi ke dalam 3 karakteristik, bahwa :
  1. Variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi
  2. Semua variabel, kecuali variabel terikat adalah konstan.
  3. Pengaruh pemanipulasian variabel bebas atas variabel terikat dapat diamati atau diukur.

Resume~ 1 Jurnal

Nama : Winda Puspita Lim Setyawati
NPM : 21207169
Kelas : 3 EB14
Dosen : Masodah
Mata Kuliah : Riset Akuntansi (Resume ~ 1 Jurnal)


Resume ~ 1 Jurnal

  • Nama jurnal lengkap dengan edisi => Jurnal Ilmiah Akuntansi, Volume 5, Nomer 2
  • Peneliti => Efendi dan Hasan Sakti Siregar
  • Topik, Judul dan Bidang Penelitian => Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas dan Risiko Sistematis terhadap Harga Saham Properti di BEJ.
  • Varibel yang digunakan => Y = Harga Saham Properti
X1 = ROA
X2 = DER
X3 = BETA
  • Tujuan Penelitian => Untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dan variabel ROA, DER dan BETA berpengaruh terhadap harga saham untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi mempunyai pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap variabel dependen, harga saham dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t.
  • Hasil Penelitian dan Alat Analisis => Hasil penelitian, hasil regresi dapat dijelakan bahwa variabel independen risiko sistematis (BETA), ROA dan DER mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Sampel Fundamental maupun keuangannya dan hanya memasukkan risiko pengaruhnya saja tanpa risiko lainnya seperti inflasi atau suku bunga.
Alat analisis => dengan melihat grafik plot yang dihasilkan dari pengolahan data
menggunakan program SPSS.
  • Peluang penelitian, Penelitian yang mendukung dan yang tidak =>
> Peluang penelitian => Inkonsistensi hasil riset
> Penelitian yang mendukung => Anatasia, Baruna, K.S Dewi, Sofyan Syafri, Husada,
Nasution dan Susilawati.
> Yang tidak mendukung => Umur, Nachrowi, Fabozzi, Atmaja, Darmaji, Fakhruddin dan
Triton.

Senin, 12 April 2010

Resume 5 Jurnal (Riset Akuntansi)

Nama : Winda Puspita Lim Setyawati
NPM : 21207169
Kelas : 3 EB14
Dosen : Masodah
Mata Kuliah : Riset Akuntansi (Resume ~ 5 Jurnal)



1. Nama
jurnal lengkap dengan edisi=> Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Volume 2,
Nomer 3, Desember 2002, Issn : 14411-8831
Peneliti => Asti Lamriama Sianturi dan Sri Mulyani
Topik,Judul dan Bidang Penelitian => Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas
pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di
BEI.
Variabel yang digunakan => Y = Likuiditas Perusahaan
X = Perputaran Persediaan
Tujuan Penelitian => Untuk memperoleh laba yang maksimal dan kelangsungan hidup
perusahaan.
Hasil Penelitian dn Alat Analisisn => Hasil dari riset ini menunjukkan bahwa likuiditas
perusahaan tidak hanya ditentukan oleh pengaruh
perputaran persediaan saja akan tetapi juga dipengaruhi
oleh perputaran piutang,aktiva lancar,kewajiban lancar
serta modal kerja.
Alat analisis adalah likuiditas yang diukur dengan rasio
lancar dan analisis regresi dengan menggunakan software
SSPT 16.
Peluang Penelitian, Penelitian yang mendukung dan yang tidak => ~Peluang Penelitian :
Inkonsistensi hasil riset.
~Penelitian yang
mendukung : Richardus
E, Simamora, Sumarni,
Umar, Zulian Yamit.
~yang tidak mendukung: Warsono, Syahyunan,
Sugiyono, Singgih
Santoso.
2. Nama jurnal lengkap dengan edisi => Jurnal Akuntansi FE Unversitas Negeri Semarang,
Volume 7, Nomer 2, Juni 2003, Issn : 1693-1726
Peneliti => Ardiani
Topik, Judul dan Bidang Penelitian => Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Perbankan
di BEJ.
Variabel yang digunakan => Y = Perubahan Harga Saham
X1 = CAR (Capital Adequacy Ratio)
X2 = Return On Risked Assets (RORA)
X3 = Net Profil Margin (NPM)
X4 = Return On Assets (ROA)
X5 = Beban Operasional terhadap Pendapatan OPerasional
(BOPO)
X6 = Loan to Deposits Ratio (LDR)
Tujuan Penelitian => Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio-rasio keuangan
CAR, RORA, NPM, ROA, BOPO dan LDR terhadap perubahan harga
saham di BEJ.
Hasil Penelitian dan Alat Penelitian => Hasil dari riset ini menunjukkan CAR dan RORA
mempunyai hal negatif tetapi tidak memiliki pengaruh
terhadap ROE.
Alat analisis riset menggunakan ROE sebagai variabel
yang dependent dan CAR, RORA, NPM, ROA, LDR
sebagai variabel yang independent.
Peluang Penelitian, Penelitian yang mendukung dan yang tidak => ~Peluang Penelitian : CAR
dan ROA Inkonsistensi.
~Penelitian yang
mendukung:M. Faisal
Abdullah, Indra Bastian,
Mandala Manurung,
Dahlan Siamat.
~yang tidak mendukung :
Singgih Santoso, Hadad,
Jogiyanto, Muliaman.
3. Nama jurnal lengkap dengan edisi => Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 3, Nomer 2
Peneliti => Reynaldo Hamonangan dan Hasan Sakti Siregar
Topik,Judul dan Bidang Penelitian => Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio,
Non Performing Loan, Operating Ratio dan Loan to
Deposito Ratio terhadap Return On Equity (ROE)
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEJ.
Variabel yang digunakan => Y1 = Return On Equity (ROE)
X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
X2 = Debt to Equity Ratio (DER)
X3 = Non Performing Loan (NPL)
X4 = Operating Ratio
X5 = Loan to Deposito Ratio
Tujuan Penelitian => Untuk menambah faktor manajemen dan sensitivitas terhadap pasar
dalam melihat pengaruhnya terhadap kondisi ROE atau penelitian yang
sejenis mengenai perbankan.
Hasil Penelitian dan Alat Analisis => Hasil dari faktor analisis menggunakan kualitas aktiva,
rentabilitas dan likuiditas dalam menilai kesehatan
perbankan.
Alat analisis adalah sampel yang digunakan hanya
perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI.
Peluang Penelitian, Penelitian yang mendukung dan yang tidak => ~Peluang Penelitian : LDR
(konsistensi penelitian)
CAR dan ROA adalah
Inkonsistensi penelitian.
~Penelitian yang
mendukung : Faisal
Abdullah, Indra Bastian,
Indriantoro, Lukman
Dendawijaya,Bambang
Supomo.
~yang tidak mendukung :
Imam Gozali, Jogiyanto,
Ade Fatma, Lubis,
Sugiyono.
4. Nama jurna lengkap dengan edissi => Jurnal Ekonomi Modernisasi Volume 4, Oktober 2005
Peneliti => Asna dan Andi Nu Graha
Topik, Judul dan Bidang Penelitian => Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return
Saham Perbankan yang terdaftar di BEJ.
Variabel yang digunakan => Y1 = Return Saham Perbankan
X1 = Capital Adequancy Ratio (CAR)
X2 = Loan to Deposito Ratio (LDR)
X3 = ROA
X4 = BOPO
Tujuan Penelitian => Untuk menganalisis pengaruh CAR, LDR, ROA dan BOPO terhadap
Return Saham Perbankan yang terdaftar di BEJ serta menganalisis
diantara variabel-variabel tersebut yang berpengaruh dominan terhadap
Return Saham Perbankan.
Hasil Penelitian dan Alat Analisis => Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio keuangan yang
berpengaruh signifikan terhadap returnsaham perbankan
yang terdaftar di BEJ adalah LDR dan BOPO sedangkan
CAR dan ROA tidak berpengaruh terhadap return saham.
Alat Analisis yaitu return saham perbankan yang diukur
dengan CAR, LDR, ROA dan BOPO.
Peluang Penelitian, Penelitian yang mendukung dan yang tidak => ~Peluang Penelitian : CAR
dan ROA (Inkonsistensi),
LDR dan BOPO
(konsistensi).
~Penelitian yang
mendukung : Indra
Bastian, Imam Ghozali,
Ira Wind, Raya, Selamat
Riyadi.
~yang tidak mendukung :
Hessel Tangkilisan,
Jogiyanto, Syafrizal Helmi,
Sugiyono.
5. Nama jurnal lengkap dengan edisi => Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Volume
1, Nomer 1,Desember 2006
Peneliti => Lainy Mummaizan Fahmi Natigor Nasution
Topik, Jurnal dan Bidang Penelitian => Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba
Tunai dengan Dividen Kas pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI.
Varibel yang digunakan => Y1 = Dividen Kas
X1 = Laba Akuntansi
X2 = Laba Tunai
Tujuan Penelitian => Untuk perusahaan sebaiknya turut mempertimbangkan faktor-faktor
lain yang juga mempengaruhi dividen kas.
Hasil Penelitian dan Alat Penelitian => Hasil ini menyatakan bahwa fungsi biaya dan fungsi
laba akan lebih meningkatkan indikator dari efisiensi
biaya dan efisiensi laba.
Alat analisis dengan menggunakan fungsi biaya dan
fungsi laba didalam efisiensi biaya dan efisiensi laba.
Peluang Penelitian, Penelitian yang mendukung dan yang tidak => ~Peluang Penelitian :
Konsistensi Penelitian.
~Penelitian yang
mendukung : Faisal
Abdullah, Indra Bastian,
Indriantoro, Lukman
Dendawijaya, Maluyu
Hasibuan, Kasmir,
Bambang Supomo.
~yang tidak mendukung :
Imam Gozali, Jogiyanto,
Ade Fatma Lubis,
Sugiyono.


Blogspot Template by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by ArchitecturesDesign.Com Beautiful Architecture Homes